Jumat, 08 April 2011

MATERI PRATEK IBADAH

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين...

Persiapan sebelum sholat :

1.     Sebelum kita sholat, terlebih dulu kita harus menyempurnakan wudlu;
2.     Menghadap kiblat dengan seluruh badan, dengan niat di dalam hati melakukan sholat yang hendak dikerjakan;
( niat tidak diucapkan karena hal itu tidak dianjurkan dan tidak pernah dicontohkan Nabi SAW, dan para sahabat  RA pun tidak pernah melisankan niat.

Berdiri untuk menunaikan shalat setelah menyempurnakan seluruh syarat-syarat shalat yaitu dengan menghadap kiblat, menutup aurat, bersuci (thaharah) dan menghadirkan niat shalat. Dan hendaklah senantiasa  menjaga untuk menggunakan sutra ( pembatas shalat ) dengan sesuatu yang tinggi diatas tanah atau ke dinding atau menghadap ke tiang atau yang lainnya  sebagaimana yang tersebut  dalam sunnah yang shoheh.

Kemudian memulai shalat dengan bertakbir dan mengucapkan :

اللهُ أَكْبَرُ
(( Allah Maha Besar ))

Dan lafad (takbir) tidak diterima kecuali dengan ucapan ini saja. Ketika takbir harus dalam kondisi berdiri sebagaimana sabda Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam :

(( كَبِّرْ قَائِمًا ))
(( Bertakbirlah dalam keadaan berdiri ))

Jikalau seseorang tidak mampu untuk berdiri, maka menunaikan shalat dalam kondisi yang dia bisa lakukan.


Membaca doa istiftah, diantara doa istiftah yang terkenal adalah :

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ وَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَ تَعَالَى جَدُّكَ وَ لاَ اِلَهَ غَيْرُكَ , (( جَدُّكَ اَىْ عَظَمَتُكَ سبحانه و تعالى ))
(( Maha suci Engkau ya Allah, dan segala pujian hanya milik-Mu, Maha suci nama-Mu serta tinggi kekuasaan-MU. Tiada Tuhan selain Engkau )). Jadduk artinya kekuasaan-Mu ))

diantara doa istiftah juga :

َالَّلهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِيْ وَ بَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ اْلَمْشِرقِ وَ الْمَغْرِبِ , اَلَّلهُمَّ نَقِّنِي ِمنَ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ , اَلَّلهُمَّ اغْسِلْنِيْ  مِنْ خَطَايَايَ بِاْلمَاءِ وَ الَّثْلجِ وَ اْلَبَردِ
(( Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dengan dosa-dosaku, bagaikan engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah bersihkanlah dosa-dosaku, sebagaimana engkau bersihkan baju putih dari kotoran. Ya Allah sucikanlah diriku dari dosa-dosaku dengan air, es dan salju ))

Dan ada juga doa istiftah yang lain khusus di baca ketika menunaikan qiyamul lail.
Mungkin anda juga bisa membaca rujukan yang lain dari para ulama’ lain seperti kitab karangan syekh AL-Bany dalam kitabnya : “ Sifatus Sholatin Nabi sallallahu’aihi wasallam min takbir ila taslim ( Sifat shalat Nabi sallallahu’alaihi wasallam dari takbir sampai salam )

Sesungguhnya seorang yang shalat itu senantiasa melihat ke tempat sujud kecuali ketika waktu tasyahhud, maka dia melihat ke jari telunjuk waktu bertasbih dan  ketika bertasyahud dengan menggerak-gerakkan. Setelah membaca istiftah kemudian membaca isti’adhah ( berlindung dari syetan ) sebelum membaca Al-fatihah yaitu:

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الَّرجِيْمِ مِنْ هَمْزِهِ َؤَنفْخِهِ وَنَفْثِهِ
((Saya berlindung kepada Allah dari godaan, tiupan dan sihir syetan yang terlaknat ))
                                                                                
Kemudian membaca basmalah dengan mengucapkan :

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(( Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ))

dan pendapat yang kuat adalah tidak terus menerus dengan mengeraskan suaranya.
Kemudian membaca fatihatul kitab ( surat Al-Fatihah ) berdasarlan sabda Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam :
لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لاَ يَقْرَأُ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
(( Tidak sah shalat seseorang jikalau dia tidak membaca surat Al-Fatihah ))

Jikalau telah selesai membacanya, maka ucapkanlah dengan keras dan memanjangkan suaranya : Aamin 
kemudian membaca surat setelah itu, baik surat panjang atau pendek.


Kemudian ketika ruku membaca :
ُسبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْم
(( Maha suci Allah yang Maha Agung )) atau membaca ))
ُسبْحَانَ رَبِّيَ اْلعَظِيْم وَ ِبحَمْدِهِ
(( Maha suci Allah yang Maha Agung dan dengan segala pujian kepada-Nya ))
Kedua bacaan tersebut ada dalam hadits Rasulullah sallallahu 'alihi wasallam dan keduanya adalah shoheh

Diperbolehkan juga menambahi dangan ucapan :
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ اْلمَلاَئِكَةِ وَ الرُّوْحِ
(( Pemilik segala Pujian dan Kesucian. Tuhan para Malaikat dan Ruh))
                         dan ada dari Rasulullah sallallhu 'alaihi wasallam juga membaca :
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ  ربنا وَ بِحَمْدِكَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ 
(( Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan segala pujian hanya Milik-Mu. Ya Allah ampunilah daku ))

Setelah selesai ruku mengangkat kepalanya dan kedua tangannya sambil mengucapkan :
سَمِعَ اللهُ ِلمَنْ حَمِدَهُ                         
(( Allah mendengar bagi orang yang memuji-Nya ))
jikalau dia sebagai Imam atau shalat sendirian. Sewaktu berdiri dia membaca :
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
(( Wahai Tuhan kami, dan hanya kepada-Mu semua pujian ))   

 atau
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ                                          
(( Wahai Tuhan kami, hanya kepada-mu semua pujian ))
                                                                              
dengan memakai wawu  dan tanpa memakai wawu. Keduanya shoheh dari Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam.

Dan ketika sujud membaca :
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى
(( Maha suci Tuhanku yang Maha Tinggi ))
dan boleh juga dia menambah dengan :
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى وَ بِحَمْدِهِ
(( Maha suci Tuhanku yang Maha Tinggi, dan dengan memuji-Nya )) diperbolehkan juga dengan menambah :
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَ الرُّوْحِ
(( Pemilik segala Pujian dan Kesucian. Tuhan para Malaikat dan Ruh ))  Diperbolehkan juga dengan tambahan :
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ الَّلهُمَّ اغْفِر ْلِي 
(( Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan segala pujian hanya Milik-Mu. Ya Allah ampunilah daku ))

kemudian mengangkat kedua kepalanya sambil bertakbir dan duduk dalam kondisi muftaris yaitu melempangkan kaki kiri dan duduk di atasnya serta memberdirikan kaki kanan dengan meletakkan jari jemari kaki menghadap kiblat. Kedua tangan di letakkan di atas betis dengan merapatkan jari jemarinya. Ini sifat duduk iftiros yang disunnahkan untuk dilakukan antara dua sujud. Ketika duduk membaca :
رَبِّ اغْفِر ْلِي رَبِّ اغْفِر ْلِي
(( Ya Tuhanku, ampunilah daku, Ya Tuhanku ampunilah daku ))

diulang-ulang bacaan ini berapapun juga bilangannya. Diperbolehkan juga ketika duduk membaca :
رَبِّ اغْفِر ْلِيْ وَارْحَمْنِيْ وَ اجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَارْزُقْنِيْ
(( Ya Tuhanku, ampunilah diriku, sayangilah diriku, gantilah daku, angkatlah diriku, tunjukilah diriku, berikanlah kepadamu kesehatan dan berikanlah kepadaku rizqi ))

doa ini sangat agung sekali, mengumpulkan antara kebaikan dunia dan akhirat. Meluruskan duduk diantara dua sujud dan pangjangnya dalam sujud merupakan sunnah

Kemudian membaca tahiyat, bacaan tahiyat beraneka ragam, semuanya terdapat dalam sunnah Nabi sallallahu 'alihi wasallam. Maka lebih bagus dibaca dengan cara berfariasi, terkadang membaca ini dan terkadang membaca yang lainnya di shalat yang lain begitulah caranya. Diantara tahiyat yang paling dikenal adalah yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud dan di kuatkan oleh sebagian ahli ilmu, yaitu :
َالتَّحِيَّاتُ ِللهِ وَ الصَّلَوَاتُ وَ الَّطيِّبَاتِ , السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ,  السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَ عَلَي عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ اَشْهَدُ أَنَّ ُمحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ
 (( segala penghormatan, shalawat dan  kalimat yang baik semua hanya milik Allah. Keselamatan, rahmat Allah dan barakah-Nya semoga terlimpahkan kepada engkau wahai Nabi. Semoga keselamatan juga terlimpahkan kepada kami, kepada hamba-hamba-Nya yang sholeh. Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya ))

begitu juga ada riwayat dari Ibnu Abbaas radhiaallahu 'anhuma :

اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الَّطيِّبَاتُ ِللهِ , السَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَ َرحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ , السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَ عَلَي عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ , أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلِ اللهِ
 (( segala penghormatan, shalawat dan  kalimat yang baik serta keberkahan  semua hanya milik Allah. Keselamatan, rahmat Allah dan barakah-Nya semoga terlimpahkan kepada engkau wahai Nabi. Semoga keselamatan juga terlimpahkan kepada kami, kepada hamba-hamba-Nya yang sholeh. Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah ))

jikalau dalam tasyahhud akhir pada shalat dua rakaat atau tasyahud akhir pada shalat tiga dan empat rakaat. Ditambah dengan shalawat kepada Nabi Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam. Yang mana shalawat ini mempunyai berbagai macam bentuk. Lebih bagus di baca berfariasi, terkadang membaca ini dalam salah satu shalat dan dilain waktu membaca yang lain. Diantara sighoh ( bentuk ) shalawat kepada Nabi  Muhammad r adalah :

اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى آلِ اِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ , اَلَّلهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
 (( Ya Allah, berikanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarganya sebagaimana Engkau berikan shalawat kepada Ibrahim dan keluarganya sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji dan Maha Agung. Ya Allah berikanlah barokah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau berikan barokah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung ))

bentuk shalawat yang lainnya adalah :

اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَزْوَاجِهِ وَ ذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ اِبْرَاهِيْمَ , وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَزْوَاجِهِ وَ ذُرِّيَّتِهِ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ اِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
(( Ya Allah, berikanlah shalawat kepada Nabi Muhammad, kepada istri-istri dan keturunannya. Sebagaimana Engkau berikan shalawat kepada keluarga Nabi Ibrahim. Dan berikanlah barokah kepada Nabi Muhammad, kepada istri-istri dan keturunannya sebagaimana Engkau berikan barokah kepada keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji dan Maha Agung ))

dan posoisi duduk pada waktu ini yaitu pada tahiyat akhir pada shalat tiga rakaat dan empat rakaat adalah dengan tawarruk. Tawarruk adalah mengeluarkan dan  memasukkan kaki kiri di bawah kaki kanan, sementara kaki kanan berdiri. Dan diperbolehkan kaki kanan ikut di hamparkan juga. Sebagaimana yang tersebut dalam sunnah.

Biasanya Rasulullah sallallahu 'alihi wasallam berdoa ketika selesai membaca tasyahud akhir memohon perlindungan dari empat hal dengan membaca :

اَلَّلهُمَّ إِنِّيْ اَعُوْذًبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَ الْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ اْلمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
(( Ya Allah, sesungguhnya saya berlindung kepada-Mu dari siksa neraka jahannam, dan dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan serta kematian dan dari kejelekan fitnahnya Al-masih Dajjal ))

kemudian berdoa untuk dirinya apa  yang diinginkannya. Telah ada dari Rasulullah sallallahu alaihi wasallam beberapa doa, diantaranya adalah :

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ ظًلْمًا كَثِيْرًا وَ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلاَّ أَنْتَ فَاغْفِرْلِيْ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَاْرحَمْنِيْ اِنَّكَ أَنْتَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
(( Ya Allah, sesungguhnya diriku dalam keadaan dholim sekali, dan tidak ada yang bisa memberi ampunan melainkan Engkau. Maka ampunilah daku dengan pengampunan dari-Mu. Serta berikanlah kepadaku kerohmatan. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ))

Ini adalah doa yang sangat agung sekali, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam memilih khusus untuk orang yang sangat dicintai dialah Abu Bakar radhiallahu 'anhu ketika beliau meminta doa yang dibaca setelah tasyahud akhir.

Kita memohon kepada Allah, semoga bisa mempelajari apa yang dapat bermanfaat bagi kita, dan memberikan manfaat kepada kita apa yang telah kita pelajari. Semoga menjadikan orang yang faqih dalam masalah agama, dan diberi rezki untuk mengikuti sunnah Nabi Kita Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam. Semoga Allah menerima amalan-amalan kita, mengampuni dosa-dosa dan kekurangan kita.
Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita yang Ummi (tidak bisa membaca dan menulis) kepada keluarga dan semua shahabatnya.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar